Kamis, 25 Agustus 2016

Bumi



Bumi.., apa kau mau menjadi sahabatku ?
Apa kau mau bersahabat dengan makhluk yang selalu melukaimu ini ?

Ketika kami bisa berjalan di atasmu, 
Ketika kami tertawa terbahak-bahak,
Ketika kami bisa mengisi perut dengan airmu,
Ketika kami marah,
Ketika kami meneteskan air mata,
Bahkan, ketika kami berperang kau tetap diam.
Padahal kami tahu, bumilah yang memiliki rasa sakit lebih dari sakit kami

Aku mungkin tak bisa mendengar rintihan bumi,
Tapi aku bisa merasakan kemarahannya,
Aku bisa melihatnya, ketika musim panas tak lagi menjadi musim panas dan musim hujan tak lagi menjadi musim hujan.

Kami tahu, kami adalah khalifah untukmu,
tapi, ternyata kamilah yang paling banyak menghancurkan keindahan bumi

Apakah hanya aku satu-satunya yang berharap untuk menjadi sahabatmu,
Setiap hari, aku berkali-kali meminta maaf  dan berterima kasih pada bumi

Mungkin orang-orang menganggapku tidak waras,
Tapi, yang aku tahu bumi sudah banyak berkorban untukku,
Aku tak tau bagaimana masa depan bumi,
Apakah suatu hari dia bisa berubah menjadi surga atau menjadi neraka ?

Aku hanyalah manusia biasa,
Terkadang, aku berpikir untuk menyerah pada kehidupan,
Karena di hari demi hari yang kulakukan hanya memberikan makan asap pada bumi,
Ya aku memang sedikit egois, karena itulah terkadang aku merasa menyesal pada diriku sendiri
Tetapi, jika aku menyerah aku tau aku tak akan menjadi sahabat terbaik bumi
Hidup memang suatu yang rumit, bahkan menyakitkan
Tapi satu hal yang aku tahu ketika aku memahami bumi
Aku harus kuat, meskipun orang-orang meludahiku,
mengatakan aku pengecut,
Mungkin aku bukan pemenang dan hanya di anggap sebelah mata
Tetapi, setidaknya aku punya banyak rahasia yang indah

Rabu, 24 Agustus 2016

Gravitasi



Tuhan, menciptakan gravitasi ?
Apakah Dia ingin melihat kita selalu terjatuh ?
Prasangka yang tak masuk akal untuk diriku, karena terkadang memang aku benci dengan diriku

Aku lelah, karena aku sering terjatuh
Aku tersungkur di tengah berjalannya waktu
Aku diam, tapi hatiku selalu berteriak tak karuan

Sang pengkritik mengernyitkan dahinya kepadaku.
Hatiku berkata..
Akulah sang pemeran utama !
Dia adalah pemeran antagonis dalam hidupku !
Aku akan mengalahkannya suatu hari !

11 milyar detik pun berlalu,
Aku merasa terpuruk, seperti, bunga matahari tanpa sinar matahari
Aku layu dan merasa seakan akan mati
Saat ini aku merasa akulah yang terjatuh !

Air mataku menetes.. dan menyesali prasangkaku tentang gravitasi
Gravitasi memang akan selalu membuat kita jatuh
Tapi tanpa gravitasi, apa jadinya bumi ini ?

Seperti halnya keadilan,
Gravitasi menciptakan keseimbangan

Aku belajar ketika seseorang memberikan gravitasinya padaku, dan akhirnya membuatku terjatuh
Bukan prasangka atau sumpah yang aku teriakkan di hatiku
Tapi, aku harus bertahan
Seperti gravitasi itu sendiri, yang sampai saat ini bisa bertahan menjaga keseimbangan di bumi.

Sabtu, 20 Agustus 2016

Aku dan Hujan




Aku memang sangat menyukai hujan, tetapi juga terkadang aku membencinya
Karena terkadang hujan mendatangiku di waktu yang salah
Bodoh memang diriku yang selalu berlari dari hujan..

Hujan memang dikirim untuk membuatku bahagia..
Namun, aku malah ingin sesuatu yang lebih indah dari hujan..
Sesuatu yang lebih berwarna seperti pelangi..
tetapi, aku tak tau ?, 
Ketika aku memilih pelangi, apakah hujan akan cemburu ?

Aku belum cukup berani untuk menyatu dengan hujan,
Yang kulakukan hanya melihatnya dari jauh..
Mungkin aku terlalu egois, karena aku lebih memilih berteduh..

Waktu terus berjalan, musim pun berganti..
Dalam waktu yang lama aku tak pernah melihat hujan turun..

Aku tak tahu entah kenapa, jika hujan lama tak turun
Aku begitu merindukannya..
Dan entah kenapa aku juga merasa hujan juga merindukanku..
Aku pikir hujan juga mencintaiku tetapi kenapa dia belum juga bisa membuat tanamanku berbunga ?

Dan ketika aku dan hujan bertemu kembali,,
Aku melihatnya menyapaku dengan tetesan indahnya di kaca jendela..
Seakan-akan dia menatapku dalam waktu yang lama..
Aku ingin tersenyum, tapi aku tak bisa, karena aku terlalu memikirkan sang penghuni lain..

Sesaat hujan pun teduh, namun setelah beberapa menit kemudian dia turun lagi..

Aku tak ingin kisah cintaku dan hujan terus seperti ini..
Aku tak ingin kesalahan yang sama terulang kembali..
Kesalahan ketika aku, tak pernah peduli dengan bunga melatiku yang mencintaiku dengan tulus, tetapi aku tak pernah menyiramnya dengan setetes air..

Mungkin tubuh ini terlalu membuatku kaku untuk berlari di tengah hujan sedang turun..

Akupun tak mau hujan terus diam, bukankah hujan ingin membuat semua tanamanku berbunga ?
Tetapi jika hujan tak bisa juga membuat tanamanku berbunga, itu berarti dia boleh pergi, dan izinkan aku mencari pelangi.